Makna Simbolik Perkawinan Adat Dayak Ngaju Di Kota Palangka Raya

The Meaning Of Symbolic Indigenous Marriage In Dayak Ngaju In Palangka Raya City

Authors

  • Sriyana Sriyana Universitas PGRI Palangka Raya
  • Hiskiya Hiskiya Universitas PGRI Palangka Raya1, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33084/anterior.v20i1.1546

Keywords:

makna, simbolik, perkawinan adat

Abstract

Suku Dayak memiliki filosofi Belom  Bahadat (hidup beradat)yang melandasi seluruh aspek kehidupan orang Dayak Ngaju. Salah satu tatanan kehidupan yang masih dipertahankan dan dilestarikan adalah penyelenggaraan perkawinan adat Dayak Ngaju. Tidak semua masyarakat Dayak Ngaju di Kota Palangka Raya memahami sepenuhnya mengenai  makna  perjanjian  perkawinan  dan makna simbolik perkawinan adat Dayak Ngaju. Terkadang hanya  tua-tua  adat  dan  para  orang  tua yang telah berpengalaman saja yang memahami makna perkawinan adat Dayak Ngaju,  sedangkan  pasangan  muda  umumnya kurang mengetahui akan hal itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan makna simbolik perkawinan adat Dayak Ngaju di Kota Palangka Raya. Sedangkan Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah makna simbolik perkawinan adat Dayak Ngaju di Kota Palangka Raya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tahapan prosesi perkawinan memiliki makna simbolik, dimana simbol-simbol tersebut mempunyai makna dan fungsi masing yang saling berkaitan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Ngaju. Simbol-simbol tersebut selalu mempunyai peranan dan sebagai petunjuk bagi para penganutnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Sriyana Sriyana, Universitas PGRI Palangka Raya

Hiskiya Hiskiya, Universitas PGRI Palangka Raya1, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

References

Geertz, Clifford. 2017. The Interpretation of Culture. Third Edition. New York: Basic Books, Inc., Publisher.
Ilon, Y. Nathan. 1991. Ilustrasi dan Perwujudan Lambang Batang Garing dan Dandang Tingang: Sebuah Konsepsi Memanusiakan Manusia dalam Filsafat Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Palangka Raya: PBP DATI I Kalimantan Tengah.
Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan. 2001. Panaturan. MBAHK: Palangka Raya.
Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengjkaji Masyarakat untuk Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
Rafiek, M. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono dan Taneko, Soleman B. 1990. Hukum Adat Indonesia. Edisi 1, Cet. 2. Jakarta: Rajawali Press.
Soekanto, Soerjono. 2008. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada..
Soemadiningrat, H. R. Otje Salman. 2015. Rekonseptualisasi Hukum Adat Kontemporer. Bandung: Alumni.

Downloads

Published

2020-12-07

How to Cite

Sriyana, S., & Hiskiya, H. (2020). Makna Simbolik Perkawinan Adat Dayak Ngaju Di Kota Palangka Raya: The Meaning Of Symbolic Indigenous Marriage In Dayak Ngaju In Palangka Raya City. Anterior Jurnal, 20(1), 83–95. https://doi.org/10.33084/anterior.v20i1.1546