PENDAPAT ZAHIRIYYAH TENTANG BATASAN MELIHAT PEREMPUAN DALAM KHITBAH

Authors

  • Anis Nizar Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

DOI:

https://doi.org/10.33084/jhm.v7i2.1991

Keywords:

ZAHIRIYYAH, BATASAN, MELIHAT PEREMPUAN, KHITBAH

Abstract

khitbah atau pinangan dalam Islam adalah diperbolehkan bahkan dianjurkan, tujuannya yaitu agar calon pasangan tersebut saling mengenal satu sama lain. Dalam proses khitbah, ada beberapa hal yang diperbolehkan, diantaranya yaitu kebolehan melihat perempuan yang dikhitbah. Akan tetapi, dalam proses ini tentu harus didampingi oleh mahram dari pihak perempuan dan tidak boleh dilakukan hanya berdua saja atau berkhalwat. Para ulama fikih juga sepakat akan kebolehan melihat perempuan yang dikhitbah, akan tetapi yang menjadi perdebatan adalah batasan dari melihat itu sendiri. Mayoritas ulama memperbolehkan melihat wajah dan telapak tangan untuk melihat kecantikan fisik dan kesuburannya. Sementara itu, pendapat yang paling ekstrem datang dari golongan Z{a>hiriyyah, di mana mereka memperbolehkan melihat seluruh anggota tubuh perempuan yang dikhit{bah, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat, dalam keadaan lalai maupun tidak lalai. Pendapat tersebut bersumber dari metode istinba>t{ hukum yang digunakan, di mana mereka secara langsung melihat dhahir hadis tentang kebolehan melihat perempuan yang dikhit{bah, dan di dalam hadis tersebut tidak ada batasan yang disebutkan secara rinci oleh Rasulullah SAW mengenai bagian yang boleh dan tidak boleh dilihat, serta hadis itu cenderung memiliki makna yang kuat bahwa seorang lak-laki boleh melihat seluruh anggota tubuh perempuan yang dikhit{bah jika dia ingin serius menikahi perempuan tersebut.

Downloads

Download data is not yet available.

References

As-Subkhi, Ali Yusuf. 2010. Fiqh Keluarga: Pedoman Berkeluarga dalam Islam. Jakarta: AMZAH.

Daud, Abu bin Salman. t.th. Sunan Abu Dawud. jilid 2. Beirut: Maktabah „Ashriyyah.

Ghazaly, Abd. Rahman. 2006. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.

Ibnu Hazm al-Andalusi. t.th. al-Muh{alla> bi al-A>tha>r. Juz 9. Beirut: Da>r al-Fikr.

Imam as-San‟ani. 1979. Subul as-Salam Sharhu Bulugh alMaram. Juz 3. Kairo: Dar al-Hadis.

Al-Khauly, Bahay. 1988. Islam dan Persoalan Wanita Modern. Solo: Ramadhani.

Muhammad bin Ali. 1993. Nailul Aut{a>r. Jilid 6. Kairo: Da>r al-Hadits.

Muhammad bin Isa. 1975. Sunan at-Turmudzi. jilid 3. Shirkah Maktabah wa Mat{ba‟ah Mus{t{ofa> alBa>bi al-H{alabi.

Muhammad bin Ismail. 1422 H. S{ahi>h Bukha>ri. jilid 7. Da>r at{-T{uqu an-Naja>h.

Muhammad, Abu Abdillah bin Yazid. t.th. Sunan Ibnu Ma>jah. jilid 1. Ih{ya>‟ al-Kutub al-„Arabiyyah.

Muslim bin Hajjaj. t.th. S{ahi>h Muslim. jilid 2. Beirut: Da>r Ih{ya>‟ at-Tura>th al-„Arabi.

Rofiq, Ahmad. 2017. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Depok: Raja Rajawali Pers.
Sattar al-Jabali, Mohammad Abdus. t.th. al-Ah{wa>l ashShakhs{iyyah fi> ash-Shari>‟ah al-Isla>miyah
Siregar, Amri. 2009. Ibn Hazm: Metode Zahiri dalam Pembentukan Sumber Hukum Islam. Yogyakarta: Belukar.

Soekanto, Soerjono. dan Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali Press.

Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana.

Uwaidah, Muhammad, Kamil. 2008. Fiqh Wanita. Terj: M. Abdul Ghoffar. Jakarta: al-Kautsar.
Zahrah, Muhammad Abu. t.th. Ta>ri>kh al-Madha>hib al-Isla>miyah. Kairo: Da>r Fikr al-‟Araby.

Dlaifurrahman, Muhammad. “Upaya Membangun Keluarga Sakinah”. Jurnal Hadratul Madaniyah. Volume 4 Issue I, Juni 2017.
MH, Ariyadi SHI. "Metodologi Istinbath Hukum Prof. Dr. Wahbah az Zuhaili Oleh." (2017).
Norcahyono, Norcahyono, and Ariyadi Ariyadi. "Pandangan Majlis Tarjih Muhammadiyah Kalimantan Tengah Tentang Tindakan Euthanasia Dalam Pendidikan Waris Islam." Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5.1 (2019): 50-61.
Ariyadi, Ariyadi. "Tindak Pidana Pelaku Eksploitasi Seksual pada Anak Menurut Hukum Islam." Jurnal Hadratul Madaniyah 6.1 (2019): 4367.

Downloads

Published

2021-01-12

How to Cite

Nizar, A. (2021). PENDAPAT ZAHIRIYYAH TENTANG BATASAN MELIHAT PEREMPUAN DALAM KHITBAH. Jurnal Hadratul Madaniyah, 7(2), 42–48. https://doi.org/10.33084/jhm.v7i2.1991